“Tak perlu sukses menurut definisi kebanyakan
orang. Tapi sukseslah menurut jalanmu sendiri: jadilah pribadi yang berguna
bagi orang lain!” pesan Alm. Nenekku kepadaku beberapa jam sebelum ia meninggal.
Saat itu aku masih kelas 6 SD.
Selasa, 17 Desember 2013
Jumat, 13 Desember 2013
Detak Jantung
Dua matamu menjadi rinai hujan,
segera setelah
kubakar hutan kisah kita
dengan nyala api
cemburu
Terpekur basah di
pinggiran kota,
aku membuang jauh
detak jantungmu,
teronggok di
antara sampahsampah cinta
Cahaya bulan
berlumpur gelisah malam,
saat kuputuskan
mengorekngorek sampah,
demi menemukan
detak jantungmu kembali
2009
Sabtu, 07 Desember 2013
Halte
adalah kau, halte rindu,
tempat bus ingatanku sejenak berhenti,
menatap sejenak kenangan tempo dulu,
penuh arti, meski tak pernah kumengerti
Salatiga, 2013
Jumat, 06 Desember 2013
Rindu
Biarkan
rindu datang perlahan di hatimu dengan lugu,
seperti
balita yang mengeja kata Ayah Ibu dengan gagu
Sebelum
kelak rindu bertugas menggembala cinta
atau
mungkin bergegas menjelma kenangan masa lalu kita
Salatiga, 2013
TIPS PENGIRIMAN CERPEN KOMPAS (TWIT PUTU FAJAR ARCANA)
Kriteria Umum:
Naskah diketik dalam MS Word, kertas A4, Times
New Roman 12, line spacing 1.5,
maksimal 10.000 karakter termasuk spasi, disimpan dalam format RTF (Rich Text
Format), dan dikirim via file attachment.
Senin, 02 Desember 2013
Tas dan Idealisme
Secara kebetulan, dua buah tas yang
berbeda bentuk bertemu dalam sebuah loker yang sama di suatu penitipan tas, di
sebuah supermarket. Tas yang pertama berbentuk koper kecil terbuat dari kulit
buaya. Tas itu tampak mengkilat dan licin sekali. Tas yang kedua berbentuk tas
ransel punggung. Tas ini terlihat sebagai sebuah tas yang umumnya dimiliki oleh
pelajar.
Koruptor = Pencuri ? (Asta Corah Dalam Kitab Kutâramânawadharmaçâstra)
Pada
zaman Majapahit, Hukum dan Ketatanegaraan ditulis dalam buku çâstra. Kutâramânawadharmaçâstra.
Selain Kitab Kutâramânawadharmaçâstra, ada juga sebuah kitab
undang-undang yang juga digunakan, ditulis oleh Gajah Mada, yaitu Kitab Kanaka—namun
hanya dipakai dalam pengadilan militer. Oleh karena perkembangan kekuasaan
Majapahit, maka Kitab Kutâramânawadharmaçâstra ini memiliki pengaruh
yang besar kepada daerah-daerah yang menjadi wilayah kekuasaannya. Kitab Kutâramânawadharmaçâstra
ini sebenarnya bahan-bahannya mengambil dari kitab undang-undang yang biasanya
dipakai dalam zaman Kerajaan Kediri, yaitu Kutâraçâstra dan sebuah buku
undang-undang lagi yang terkenal, yaitu Mânawaçâstra.
Kitab
Kutâramânawadharmaçâstra merupakan kitab prosa yang menguraikan
aturan-aturan untuk melindungi hak milik rakyat dan sanksi-sanksi hukum bagi
mereka yang bertindak menyalahi aturan yang sudah ditetapkan dalam kitab ini,
misalnya: orang mencuri, orang yang mempergunakan mantera untuk mencelakakan
orang lain, orang yang suka merusak kehormatan perempuan, orang yang bertindak
sebagai lintah darat, dsb.
Dalam
pemerintahan Majapahit, pengadilan dijalankan oleh hakim-hakim yang diberi
gelar dhyaksa. Seluruh dhyaksa yang ada di dalam negara Majapahit
ada di bawah pimpinan Mahapatih. Mahapatih sendiri langsung di bawah Sri
Maharaja. Jika ada suatu proses yang harus diadili, maka diadakan sidang yang
terdiri dari Sri Maharaja sebagai anggota yang tertinggi, beberapa orang
keluarga Raja, beberapa pegawai tinggi dan beberapa hakim. Pada sidang itu
pihak yang mengadu dan pihak yang diadu masing-masing memberikan keterangannya,
sesudah itu hakim membuka Kitab Kutâramânawadharmaçâstra untuk mencari
pertimbangan, membicarakan hukum adat yang berlaku, lalu meminta pertimbangan
para ulama dan kaum tua yang berpengalaman. Sesudah semua itu dipertimbangkan
dengan masak barulah diambil keputusan sidang.
Langganan:
Postingan (Atom)